chronicle of passion

obrolan kemarin subuh jadi mengganggu sendi- sendi kehidupan saya! sepanjang hari ini jadi terus membayangkan dia! berulang kali menyadarkan diri, atas apa yang pernah dia lakukan hingga begitu menyakitkan.. tapi ternyata rasa ini lebih liar dari yang kuduga. di sudut hati, mambisikan, "ini yang sebenarnya saya mau!" seperti sebuah tantangan yang memacu adrenalin. tapi, sampai kapan terus berpetualang dalam hidup..??!! bukankah saya juga ingin berlabuh, sama seperti yang lain. menetapkan hati hanya untuk satu jiwa..

Pernah suatu hari, seusai shalat ashar, Luna Menambah deretan doanya. Biasanya doanya hanya sampai pada permohonan agar semua rencana dan urusannya dilancarkan oleh Tuhan, kali ini Luna menambahkan, “Tuhan, mungkin ga sih kami berjodoh? Hihi.. agak susah juga sih yaa..?! gimana kalau dari tanda- tanda gitu deh Tuhan, kalau kami berjodoh, boleh sekaliiii aja saya pengen ketemu sama dia di Mushola ini. hehe.. kayanya juga agak susah juga yaa..?!abis kami kan ga pernah papasan juga.. yaudah deh Tuhan.. ga apa- apa.. hehe.. masih banyak kaan yaa pria dengan inisial A diluaran sana.. Amin” Luna menutup doanya dengan sedikit rasa geli, Luna merasa itu bukan doa tapi lebih cocok pemaksaan ϑ. Saat Luna sedang melipat mukenanya, dia mendengar derap langkah seseorang menaiki tangga menuju mushola. Tak lama munculah sosok pria yang begitu dikenalnya. Luna kaget. Dan ia sangat yakin bahwa pasti mukanya terlihat merah karena sangat KAGET! “eh Luna..” sapa si Pria. “hai Mas.. hmm.. aku duluan

Tiba2 aja kangen.. Pengen sekedar liat fotonya,, tp.. Berlawanan sama kata hati.. Yg trlanjur berniat melepaskan dia..!! Jd,, sebenarnya,, dia sdh terukir dlm diri,, saat ingin mengingatnya,, hanya tinggal "memanggil" memori ttg diri nya.. Maka semua ttg dirinya akan hadir.. Mau bagaimana lagi.. Tak sanggup mencintainya..

Saya ƍäª tau harus share tentang ini dgn siapa.. Sejauh ini,, org2 yg jd kan tempat berbagi,, kembali menyerahkan kptsn pd saya.. Lumrah mmg.. Tapi saya menjadi sangat bingung..!! Di awal membaca lowker d koran untuk mds,, saya tdk banyak berharap,, bukan krn tdk menginginkannya,, hanya saja tidak berani bermimpi terlalu tinggi,, setelah kegagalan saya di seleksi Bakti-BCA.. Meskipun berulang kali sy meyakinkan diri sndr,, bahwa mmg belum rejeki saya menjadi Bankir..!! Saat Rekruitment Day MDS,, 14januari2011.. Spt ada magnet yg menarik kuat untuk saya.. Saat saya sampai d BeMall,, tempat RD-MDS tsb,, antrian memasuki BlessingRoom sdh sangat panjang.. Saya sempat 'jiper' dan melirik Hari,, yg menemani saya.. Dia membesarkan hati saya dengan senyuman dan isyarat untuk saya ikut dalam antrian tsb.. Dia berdiri di samping saya sambil maju perlahan mengikuti antrian.. Saat sdh tak memungkinkan lg untuk Hari berdekatan dgn saya,, ia pamit ke toilet dan berbisik akan menunggu

Sekedar mengutip kata2 bijak saja.. Katanya "Tuhan memberikan apa yg kita butuhkan,, bukan yg kita inginkan".. Iya kaan.. Kata-kata bijak nya begitu..??!! Yap.. Tuhan dekatkan saya dengan lelaki yg begitu mengerti saya.. Saya tidak suka dikunjungi di rmh,, dan kami pun selalu bertemu di luar.. Saya tidak suka di telpon jika sdg tdk mood,, dan dia pun selalu bertanya sebelum menelpon "blh telp??".. Saya tidak suka lelaki yg tenggelam dlm kesibukkannya,, dan dia'pun selalu bs keluar kantor'nya kapan saja.. (Hehehe.. Bonus!!) Saya tidak suka hingar-bingar keramaian,, dan kerap kali kami'pun berlama-lama duduk di pojok resto.. Atau lebih sering menonton DVD saja di rumahnya.. Saya tidak suka diikuti saat belanja,, Dan dia lebih memilih menunggu dan tertidur di mobil.. Saat saya ingin menyendiri,, dia'pun akan membiarkan saya sendiri.. Saat saya ingin bersama teman2 saya saja,, dia'pun menahan rindu'nya dan melepaskan saya..

"...apakah kayu tua ini masih terasa 'terlarang'..? Dan juga apakah sang 'terlarang' ini adalah pendosa besar sehingga harus dibuang jauh dari kehidupan sang manusia? Aku hanya sebatang kayu tua yang bersabar hari demi hari hanya dengan duduk pasrah di meja pendosa yang selalu berharap dan akan terus selalu berharap, apakah sang 'terlarang' ini bisa dianggap sebagai manusia yang setingkat dengan yang bukan sang 'terlarang' walaupun sesungguhnya kayu tua ini hanya bisa menopang sementara..." -pt-